Kamis, 29 April 2010

Bahas Gula, Hijazi Sempat Emosi

Sumber Sijori Mandiri

BATAM CENTRE- Rapat dengar pendapat membahas kelangkaan dan melambungnya harga gula antara Komisi II DPRD Batam, Disperindag dan ESDM Kota Batam, BP Kawasan dan Bea dan Cukai di Gedung DPRD Kota Batam, Selasa (12/1), sempat diwarnai perang mulut. Adu mulut terjadi antara Muhammad Yunus NAD dengan Kadisperindag dan ESDM Ahmad Hijazi. Mulanya, Muhammad Yunus NAD menuding terjadinya kelangkaan dan naiknya harga gula karena adanya permainan yang dilakukan oleh Disperindag dan distributor pengimpor gula. Muhammad Yunus juga menduga langkanya gula di Batam karena Disperindag dan distributor gula sengaja menjual gula ke luar Batam dan melakukan penimbunan. Mendengar komentar itu, Ahmad Hijazi langsung emosi.  Menurutnya, pernyataan Muhammd Yunus tersebut sangat tidak beralasan bahkan terkesan telah melakukan fitnah. Bahkan Hijazi dengan suara lantang mengatakan siap mundur apabila dirinya melakukan penyimpangan sebagaimana yang disampaikan Muhammad Yunus."Silakan Komisi II mengusulkan ke Pak Walikota agar saya diganti. Jangan besok, hari ini saya siap diganti," kata Hijazi dengan suara lantang. Menurut Hijazi, masalah kelangkaan gula di Batam ataupun masalah harga serta proses izinnya bukan kewenangan Disperindag Kota Batam. Namun ia menyayangkan, segala hal yang negatif selalu dilemparkan ke Disperindag."Kita bekerja sesuai dengan aturan yaitu PP yang mengaturnya. Jadi tidak serampangan kita bekerja ini. Bahkan, saya ikut mem-back up BP Kawasan agar memasukan gula impor ini dipercepat. Walaupun ini bukan kewenangan Pemerintah Daerah, tapi yang namanya pelayanan bagi masyarakat, saya tengah malam sekalipun di telepon oleh adik-adik wartawan tetap saya angkat dan mau bicara untuk memberikan penjelasan kepada publik," ungkap Hijazi. Suasana ruang rapat yang sempat tegang akhirnya bisa mencair. Ini setelah Sallon Simatupang angkat bicara dan mengatakan Komisi II pada prinsipnya sangat mendukung kinerja Disperindag. "Jujursaja pak, kami Komisi II justru mengusulkan ke Pak Walikota agar Pak Hijazi tetap menjabat sebagai Kadis Perindag. Mari kita bersama-sama melakukan koordinasi yang baik untuk pelayanan masyarakat kita pak," ungkapnya.Anggota Komisi II lainnya, Mesrawati Tampubolon berpandangan, untuk mencegah adanya kelangkaan gula yang merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat, maka peran BP Kawasan untuk meningkatkan pengawasan harus lebih ditingkatkan. "BP Kawasan harus meningkatkan pengawasan. Dan untuk distributor, saya harus bertanya kenapa hanya diberikan kepada dua perusahaan saja, PT Pembangunan Kepri (BUMD) dan PT Batam Harta Mandiri (BHM) saja. Seharusnya pemerintah buka peluang yang seluas-luasnya bagi distributor lainnya untuk mendatangkan gula ini," kata Mesrawati. Edward Brando mengusulkan, sebaiknya Pemko Batam mengusulkan penambahan kuota gula ke Pusat. Langkah ini adalah upaya untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan dan naiknya harga di pasaran. "Kita semua tahu harga gula baik di Indonesia dan luar negeri kini sedang naik. Tapi salah satu langkah yang harus kita sikapi sekarang adalah bersama-sama untuk mengusulkan ke Pusat agar dilakukan penambahan kuato gula sesuai kebutuhan di Batam," saran Edward.Usulan Edward mendapat tanggapan positif dari Hijazi. Disperindag dan ESDM Batam, kata Hijazi, akan mencoba melobi pusat.Hijazi mengatakan, kebutuhan gula di Batam per bulannya mencapai 1.800-2.000 ton gula impor. Sementara kuota yang diberikan oleh Pemerintah Pusat sesuai aturan, Batam hanya mendapatkan 2.500 ton per lima bulan. "Saya pikir langkah koordinasi seperti itu akan lebih bagus," kata Hijazi.Salah seorang staf BC Batam yang hadir, Agung mengatakan sangat mendukung proses perizinan impor gula. "Izin sudah ada dan telah saya jelaskan ke media. Bahkan kami menganjurkan, sebaiknya importir lebih cepat memasukkan gula setelah PP No 2 Tahun 2009 itu dikeluarkan. Selama izin ada, dokumen lengkap, kami tidak mempersulitkan karena demi mendukung pelaksanaan FTZ," kata Agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim pesan ke email: fraksipkn@gmail.com